√ Lempar Lembing │ Pengertian, Sejarah, Teknik, Peralatan, Gaya, Dan Aturan

Posted on

√ Lempar Lembing │ Pengertian, Sejarah, Teknik, Peralatan, Gaya, Dan Aturan

Lempar Lembing – Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah materi  mengenai lempar lembing ,  yang  akan meliputi tentang  pengertian lempar lembing , sejarah , teknik , peralatan , gaya dan aturannya. Langsung saja kita simak ulasan berikut ini secara seksama

Pengertian Lempar Lembing

Lempar  lembing bisa  di artikan sebagai sebuah  kegiatan  yang di lakukan oleh seseorang dengan cara  melemparkan sebuah benda yang bernama lembing. Yaitu sebuah  benda yang berbentuk tongkat panjang dengan ujung nya  yang runcing, atau yang biasa   kita sebut sebagai tombak. Namun , jika   di kaitkan dengan olahraga maka lembing  bisa  di artikan sebagai salah satu nomor atletik lempar. Yang mana  sang atlet mempertunjukkan kemampuanya dalam  melempar sebuah lembing. Dengan menggunakan  gaya  dan  teknik tertentu dengan mematuhi segala peraturan yang  telah dibuat dalam pertandingan tersebut. Untuk  memperoleh jarak lempar terjauh.

Sejarah Lempar Lembing

Lempar tombak atau yang dikenal sebagai  lempar lembing  adalah   salah satu keterampilan atau aktivitas sehari – hari yang telah di ada  sejak zaman manusia kuno. Yang mana ketika  itu  hidupnya masih mengandalkan berburu. Konon, lembing tersebut  adalah  merupakan salah satu alat yang pertama yang digunakan untuk berburu. Dengan adanya lembing tersebut maka mampu  menunjukan bahwa sudah  ada kemajuan proses berfikir pada manusia kuno. Yaitu dimana mereka sudah  dapat   menciptakan alat yang berguna untuk bertahan hidup.  Lembing atau yang di kenal dengan tombak tersebut  adalah  salah satu senjata yang penggunaannya dengan cara dilempar ke arah objek sasaran. Lembing juga dapat  di fungsikan sebagai senjata dengan jangkauan yang lebih jauh ataupun  panjang di bandingkan dengan pedang. Sehingga tidak heran, jika   keberadaan tombak tersebut  menjadi salah satu keterampilan yang wajib dan harus dikuasai.

Pada awalnya, banyak orang yang berlatih melempar lembing. Setelah itu  kemudian  kegiatan tersebut mulai di pertandingkan. Sehingga kegiatan lempar lembing tersebut  menjadi ajang perlombaan tersendiri yang telah   di adakan sejak zaman dahulu. Pada masa awal peradaban tinggi dimulai,  yaitu ketika  peradaban Yunani kuno, lempar lembing sudah  di tandingkan dalam olimpiade kuno. Tepatnya yaitu  pada tahun 776 SM. Akan tetapi, belum di ketahui secara pasti tentang  segala peraturan dan juga hal yang berkaitan dengan pertandingan lempar lembing pada saat  itu.

Pada  tahun 1908, lempar lembing mulai masuk sebagai salah satu cabang dari  atletik olimpiade modern yang hanya dapat   di ikuti oleh kaum laki – laki saja. Adapun peraturan yang berlaku saat itu ,  yaitu  atlet yang mengikuti perlombaan tersebut  akan melempar lembing pada batas lemparan yang telah di tentukan . Untuk mencapai jarak lempar yang sejauh  –  jauhnya. Pemenangnya  adalah  peserta yang mampu  memperoleh jarak terjauh dari lemparan yang di arahkan di antara para  peserta lainnya.

Pada  tahun olimpiade 1932, olahraga cabang lempar lembing pada akhirnya juga dapat  di ikuti oleh kaum perempuan. Akan tetapi   tentunya dengan menggunakan lembing yang berbeda dengan peserta laki – laki. Sejak  saat itu, olahraga lempar lembing di buka untuk dua kelas, yaitu laki – laki dan juga  perempuan.

Sarana dan Prasarana Lempar Lembing

Alat Lempar Lembing

Alat yang biasa di gunakan dalam   pertandingan lempar lembing di antaranya adalah lembing, serbuk untuk tangan supaya   tangan tidak basah karena keringat,  sehingga nyaman pada saat  akan  melakukan lemparan, serta   pakaian yang nyaman di gunakan untuk pertandingan, dan juga   sepatu.

Lembing yang di gunakan dalam perlombaan lempar lembing bukanlah sembarang lembing. Karena terdapat tiga bagian khusus, yaitu tongkat yang terbuat dari metal ringan, mata lembing yang terbuat dari logam dan juga  ujungnya yang runcing. Serta tali yang dililitkan pada  lembing sebagai pegangan sang atlet. Lembing ini juga di buat dengan  sedemikian rupa yang sesuai dengan standar yang sudah  ditetapkan.

Ukuran Lempar Lembing

Lembing yang di gunakan oleh  atlet putra dan putri berbeda, namun   keduanya harus sesuai dengan standar internasional yang telah   di tetapkan. Untuk putra lembing yang digunakan  memiliki  ukuran dengan panjang 2,60 meter sampai 2,70 meter dengan berat 800 gram. Sementara  itu untuk putri memiliki  ukuran panjang 2,20 meter sampai 2,30 meter dan dengan berat 600 gram.

Lapangan Lempar Lembing

Jalur awalan adalah berupa  track dengan panjang lintasan minimal 30 meter dan  maksimal 36,5 meter. Jalur ini juga memiliki  lebar 4 meter. Sedangkan di area  sudut adalah   area yang di gunakan  untuk melemparkan lembing setelah   berlari dalam track awalan. Dari poros tengah ke pojok busur, sudut yang terbentuk adalah 30 derajat. Sudut tersebut  merupakan   petunjuk dari garis batas luar kanan dan kiri area pada  sektor lemparan.

Jarak antara titik A atau titik ancang – ancang yang di gunakan  untuk melempar hanya sepanjang 8 meter dari bibir busur. Merupakan  garis akhir yang tidak boleh di lewati oleh para atlet pada saat  akan melempar. Akan tetapi garis tersebut bisa  di sentuh apabila  pemain sudah  selesai melempar, contohnya pada saat  menjatuhkan tubuh.

Sektor lemparan merupakan  lapangan yang berbentuk kerucut dengan sudut yangmana  sudah  di tetapkan pada  area sudut tersebut. Panjang lapangan pendaratan tersebut  mempunyai  ukuran minimal 100 meter.

Aturan Lempar Lembing

Peraturan Umum Perlombaan Lempar Lembing

  • Lembing harus di pegang di tempat pegangan
  • Lemparan di nyatakan sah apabila lembing menancap atau menggores di  sektor lemparan
  • Lemparan tidak sah apabila ketika melempar, atau garis 1,5 menyentuh tanah pada bagian depan lengkung lemparan
  • Setelah mulai melempar, tidak boleh memutar badan sepenuhnya sehingga punggung menghadap ke arah lengkung lemparan
  • Lemparan harus dilakukan di atas bahu
  • Jumlah lemparan yang diperoleh adalah sebanyak 3 kali
  • Peserta dapat  melakukan lemparan sebanyak 3 kali, dan penilaian di ambil dari  jarak terjauh dari lemparan.

Gaya Lempar Lembing

Terdapat tiga macam gaya yang digunakan untuk memegang lembing, yaitu :

Gaya Amerika

Sesuai dengan namanya, gaya ini berasal dari negara Amerika. Yang di perkenalkan oleh salah atlet lempar lembing yang berasal dari Amerika. Kemudian  gaya ini digunakan   dan di adaptasi oleh seluruh penjuru dunia. Pada  gaya Amerika ini , posisi jari ketika  saat memegang lembing yaitu jari telunjuk dan juga jari jempol yang menggenggam pegangan lembing di batas tali bagian belakang. Tiga jari berikutnya  menggenggam pegangan dengan renggang. Hal tersebut berfungsi hanya  sebagai penjaga keseimbangan lembing ketika  di bawa berlari ketika  awalan.

Gaya Finlandia

Gaya Finlandia adalah gaya yang  berasal dari negara Finlandia yang di perkenalkan oleh  atlet yang berasal dari  Finlandia . Hampir sama dengan  gaya sebelumnya, gaya Finlandia ini memposisikan jari jempol dan juga jari tengah untuk  menggenggam pegangan lembing pada  bagian paling belakang, sedangkan jari telunjuk lurus dengan  menahan lembing serta  jari-jari yang tersisa hanya menggenggam longgar pegangan lembing pada  bagian depan. Gaya ini lebih cenderung mudah apabila di praktekkan oleh pemain pemula. Karena  keseimbangan lembing di jaga oleh jari telunjuk dengan  posisi yang lurus. Dan juga  jari manis dan kelingking dalam posisi menggenggam longgar.

Gaya Penjepit atau Tang

Gaya penjepit atau tang paling banyak di gunakan oleh  para atlet untuk memegang lembing. Posisi tangan pada  gaya ini yaitu dengan posisi jari telunjuk dan  jari tengah yang menjepit pada pegangan bagian  paling belakang lembing. Sedangkan untuk jari jempol, jari manis dan juga  jari telunjuk menggenggam dengan longgar lembing pada  bagian pegangan sisanya. Gaya ini juga bisa dikatakan stabil dan mudah untuk di praktekkan oleh para pemain pemula.

Adapun gaya yang fokus pada langkah kaki yang terbagi atas 2 macam, yaitu:

Hop Step

Teknik langkah kaki hop step atau gaya berjingkat ini di awali dengan  kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi. Gaya ini berdampingan dengan gaya yang memegang lembing dengan  cara Finlandia dan juga tang. Dimana   posisi lembing terletak di atas bahu, baik di bawa dengan sejajar dengan bahu pada saat   awalan atau terletak pada  posisi atas lurus ke depan. Gaya ini juga dapat digunakan untuk menciptakan gaya dorong pada saat  seluruh bagian tubuh menuju kearah depan. Yang dipusatkan pada lengan yang membawa lembing. Karena kuatnya saat melempar lembing, daya dorong yang diciptakan oleh tubuh akan melompat. Dan akan  jatuh kedepan setelah  lembing di lemparkan. Gaya seperti ini secara teori biasanya akan menghasilkan lemparan yang menuju  ke arah tengah lapangan atau kurang lebih lurus dengan posisi yang  melempar.

Cross Step

Gaya cross step atau yang di kenal dengan gaya langkah menyilang  akan terlihat pada saat   sang atlet sampai pada 2 – 3 langkah terakhir sebelum melemparkan lembing. Silangan kaki yang dihasilkan adalah hasil dari putaran badan ketika  hendak melempar sampai  mulai melempar. Karena , badan berputar dari arah kanan ke kiri. Demikian juga dengan posisi kaki pelempar sehingga akan tampak seperti menyilang. Gaya ini biasanya selalu berdampingan dengan gaya memegang lembing Amerika yang lebih cenderung mengarahkan ujung tombak di bagian atas dengan sudut 45 derajat. Awalan yang digunakan pada gaya ini  adalah  lari biasa dengan kecepatan yang sedang  menuju kecepatan tinggi. Silangan dari kaki serta  badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar akan menghasilkan daya lempar yang lebih  kuat, dengan arah yang lebih cenderung menyamping atau tidak terlalu ketengah.

Teknik Dasar Lempar Lembing

Pada umumnya, terdapat teknik dasar yang digunakan untuk lempar lembing yang di bagi menjadi tiga, yaitu :

  1. Cara Memegang Lembing

Yaitu gaya Amerika, Finlandia, dan gaya penjepit atau tang. Setelah itu, barulah pemain lempar lembing melakukan awalan.

  1. Cara Memulai Awalan

Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan awalan yaitu:

  • Posisi tubuh ketika bersiap
  • Posisi kepala dan mata ketika berlari
  • Posisi lengan ketika membawa lembing
  • Gaya dalam langkah kaki dan melempar ( hop cross atau step cross ).
  1. Cara Melempar

  • Sebelum melakukan lemparan, posisi pada lembing di tarik ke sisi samping kanan belakang.
  • Selanjutnya di lempar dengan  sekuat – kuatnya ke arah depan.
  • Pastikan ujung lembing akan mengarah ke depan atas dengan sudut 45 derajat.
  • Usahakan seluruh tubuh ketika melempar tidak kaku namun tubuh akan mengalir mengikuti efek dari lemparan.
  • Sehingga seluruh tubuh akan turut melepaskan energi lemparan dan bukan sebaliknya yang justru akan menjadi penghambat lemparan.

Teknik Lempar Lembing

Berikut ini adalah salah satu contoh teknik dalam lempar lembing dengan menggunakan gaya hop step dan juga pegangan Finlandia:

Awalan

Posisi tubuh pada awalan persiapan yaitu tegak lurus. Dengan tangan kanan yang  memegang lembing dalam posisi horizontal yaitu di atas pundak sehingga siku lengan pembawa lembing akan tertekuk. Bernafas dengan rileks serta dalam. Kepala berada pada posisi tegak lurus dengan pandangan mata yang  fokus ke arah depan. Setelah   siap untuk melakukan pelemparan dan juga  telah terdengar aba – aba wasit. Maka kaki akan mulai berlari dengan sedikit berjingkat untuk menegaskan gaya yang akan di gunakan. Diikuti juga dengan lari normal dengan kecepatan yang tinggi sambil  masih teap mempertahankan posisi lengan yang membawa lembing tersebut . sewaktu   enam langkah terakhir, gerakan kaki tersebut  kembali berjingkat serta  bersiap untuk melakukan lemparan.

Melempar

Empat  langkah sebelum melempar, lembing  ditarik ke sisi belakang dan menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat, tatapan mata yang  fokus terhadap titik lempar terjauh. Energi juga di fokuskan untuk melempar dan  langkah ke tiga sebelum melempar kaki kanan berjingkat. selanjutnya   diikuti dengan badan yang sedikit terangkat, dan kaki kiri yang  menjadi tumpuan jatuh. Kemudian  kaki kanan sedikit menekuk kebawah dan  langsung melakukan tolakan ke  arah depan sambil  melemparkan lembing.

Pasca Melempar

Seringkali   tolakan yang besar dan juga  lemparan yang kuat ke arah depan membuat seluruh tubuh ikut  seolah – olah  akan merasakan lemparan kearah  depan. Sehingga tidak jarang lemparan semacam ini akan mengakibatkan  atlet terjatuh ke depan. Hal tersebut karena menahan tubuh untuk mengarah ke depan justru akan menghambat lemparan. Oleh karena  itu, posisi kepala tidak boleh sedikitpun menunduk meskipun  peserta telah   melempar lembing.

Karena  apabila   kepala menunduk dan  tubuh jatuh kedepan, maka dikhawatirkan akan membuat wajah cidera karena terbentur oleh tanah. Meskipun  tubuh jatuh, usahakan agar jatuh dengan tumpuan dada dan juga  kedua tangan yang menumpu pada saat  yang bersamaan.

Demikianlah ulasan di atas mengenai √ Lempar Lembing │ Pengertian, Sejarah, Teknik, Peralatan, Gaya, Dan Aturan semoga dapat  bermanfaat serta berguna dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan untuk kalian semua, dan simak terus artikel dari Penjaskes.Co.Id

 

Baca Juga :