Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia dan Penjelasannya Lengkap

Posted on

Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia dan Penjelasannya Lengkap

Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia – Sistem ekskresi adalah sistem yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak digunakan dan bersifat racun dari dalam tubuh. Zat sisa ini didapatkan dari hasil metabolisme tubuh. Hati memegang peranan yang penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu, amonia dan urea. Serangkaian reaksi terjadi saat pembentukan empedu, amonia, dan urea sampai pengeluarannya dari dalam tubuh. Terjadinya kelainan pada hati akan menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi. Berikut ini adalah beberapa sistem ekskresi hati pada manusia yaitu:

Ekskresi Melalui Empedu

Empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Fungsi empedu diantaranya:

  • Dapat membantu pencernaan lemak pada usus halus, empedu membantu fungsi enzim lipase pada usus halus dengan meningkatkan luas permukaan lemak sehingga mudah untuk diubah menjadi asam lemak dan gliserol
  • Sebagai pengemulsi lemak, empedu mengikat lemak dengan membentuk misel misel. Misel ini mudah larut dalam air sehingga mudah ditransport mendekati dan diserap dinding pada bagian-bagian usus halus
  • Memberi suasana basa, beberapa enzim pencernaan di usus tidak bisa bekerja optimal dalam suasana asam. Hal ini dinetralisir oleh empedu yang bersifat basa
  • Membantu pencernaan vitamin larut lemak, dengan membantu pencernaan lemak secara tidak langsung empedu juga membantu pencernaan vitamin vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K
  • Bakterisida, empedu memiliki sifat bakterisida yaitu mengurangi bakteri merugikan bagian-bagian pada usus besar
Baca Juga :   Sistem Ekskresi Pada Manusia : Pengertian, Bagian - Bagian, Fungsi dan Gangguannya

1. Pembentukan Empedu

Empedu dibentuk oleh sel hepatosit (sel hati) yang kemudian dialirkan melalui saluran empedu menuju usus halus atau menuju kantong empedu untuk disimpan. Komposisi empedu antara lain air, getah empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak, lesitin, natrium, kalium, kalsium, klorida, dan ion bikarbonat. Zat-zat dalam empedu merupakan zat yang akan dibuang dari tubuh. Mineral mineral yang ada dalam empedu sebenarnya dibutuhkan tubuh, namun tubuh tidak bisa menyimpannya. Akibatnya kelebihan mineral ini dibuang keluar tubuh melalui empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hati ini dapat mencapai 1 liter per hari.

2. Penyimpanan Empedu

Tidak semua empedu yang dihasilkan dikeluarkan dalam usus halus. Sebagian besar empedu disimpan dalam tubuh pada kantong empedu. Kantong empedu hanya mampumenyimpan empedu sekitar 30-60 ml, sehingga empedu dari hati dipekatkan dengan cara mengabsorbsi air, natriun, klorida dan elektrolit lainnya. Yang berakibat adanya perbedaan yang signifikan antara konsentrasi empedu yang disekresikan hati dan yang disimpan dalam kantong empedu.

3. Sekresi Empedu

Empedu yang disimpan dalam kantong empedu akan disekresikan saat ada makanan yang masuk kedalam usus halus. Peristiwa ini biasanya terjadi 20 menit setelah konsumsi makanan atau minuman. Makanan, khususnya yang mengandung lemak, akan merangsang kantong empedu untuk mensekresikan empedu. Sekresi empedu juga dipengaruhi oleh rangsangan dari kelenjar pankreas dan saraf saraf pada perut.

Ekskresi Melalui Siklus Urea

Amonia merupakan hasil samping dari metabolisme protein dalam tubuh. Amonia merupakan zat yang bersifat racun dalam tubuh. Kelebihan amonia dalam tubuh dapat menyebabkan keseimbangan terganggu dan mengurangi energi yang dihasilkan tubuh. Hal ini karena amonia menggunakan α-ketoglutarat pada siklus krebs untuk membentuk glutamin. Sehingga kadar amonia dalam tubuh tidak boleh lebih dari 35µmol/L. Kelainan yang terjadi pada tubuh berkaitan dengan kadar amonia/urea yang tinggi disebut hiperamonemia. Tubuh manusia akan merespon keberadaan amonia dengan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak beracun, yaitu melalui siklus urea.

Baca Juga :   15 Dampak Serius Kantong Plastik Penyebab Polusi Lingkungan

1. Siklus Urea

Urea merupakan zat yang tidak beracun dan dapat dibuang melalui urin. Urea adalah hasil reaksi dari amonia, karbondioksida dan asam aspartat. Reaksi ini akan terjadi dalam matriks mitokondria dan sitosol dari sel hepasit. Pembentukan urea berlangsung melalui 5 tahapan yaitu:

  • Pembentukan karbamoil fosfat– karbamoil fosfat akan dibentuk dari reaksi amonia, ion bikarbonat dari karbondioksida. Untuk reaksi ini membutuhkan energi ATP dan dikatalis oleh enzim pada mitokondia
  • Pembentukan sitrulin – sitrulin akan dibentuk dari ornitin dan karbamoil fosfat dengan bantuan enzim ornitin transkarbomoilase. Sitrulin kemudian masuk ke dalam sitosol
  • Pembentukan argininosusinat – sitrulin pada sitosol dikatalis menggunakan enzim argininosusinat sintetase dan energi ATP yang membentuk argininosusinat
  • Pemecahan argininosusinat– segera setelah terbentuk argininosusinat dipecah oleh enzim argininosusinat liase menjadi arginine dan fumarat. Fumarat yang dihasilkan masuk kedalam siklus krebs
  • Hidrolisis arginine – arginine kemudian bereaksi dengan air dan menghasilkan ornitin dan urea. Ornitin yang dihasilkan akan masuk kembali dalam reaksi tahap kedua

2. Sekresi Urea

Urea yang telah dihasilkan dari siklus urea pada hati kemudian dibawa ke dalam ginjal untuk selanjutnya dibuang bersama urin. Selain melalui ginjal, urea juga dapat dikeluarkan tubuh melalui keringat pada kulit. Kedua organ ini saling melengkapi. Saat cuaca dingin, keringat jarang keluar sehingga sebagian besar urea dikeluarkan melalui urin. Pada cuaca panas, urea banyak dikeluarkan melalui keringat.

Jika ekskresi amonia terganggu maka kadar amonia dalam darah akan meningkat. Kondisi ini disebut dengan hiperamonemia. Penderita hiperamonemia akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut:

  • Dehidrasi – penderita hiperamonia akan mengalami dehidrasi akibat adanya ketidakseimbangan cairan pada tubuh yang disebabkan mengingkatnya kadar amonia dalam darah
  • Kelesuan– kadar amonia yang meningkat akan mengganggu jalannya siklus krebs sebagai penghasil energi utama tubuh. Akibatnya tubuh terasa lemas
  • Nafas memburu – energi yang dihasilkan tubuh berkurang sehingga bagian bagian otak manusia mengirimkan sinyal untuk mempercepat metabolisme tubuh, salah satunya dengan mempercepat pengikatan oksigen
  • Lemah otot – otot lurik memerlukan banyak energi dalam beraktivitas. Jika energi berkurang maka otot akan melemah.
Baca Juga :   Contoh Penyakit Disebabkan Virus Pada Manusia

Itulah pembahasan tentang Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia secara lengkap. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

10 Tanda-Tanda Penyakit Hati Pada Bayi dan Orang Dewasa

Ciri-Ciri Hewan Asiatis Terlengkap Dan Penjelasannya