Contents
6 Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik Dan Penjelasannya
6 Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik Dan Penjelasannya – Enzim adalah protein yang bertanggung jawab untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia intraselular dan ekstraselular. Enzim dapat juga diartikan sebagai suatu zat yang ada di dalam tubuh makhluk hidup yang bereaksi dalam proses metabolisme. Cara kerja enzim dengan membentuk kompleks enzim – substrat yang mana reaksi enzim ini selalu bolak balik.
Hampir semua enzim merupakan protein globular yang terdiri atas polypeptide tunggal atau dua atau bahkan lebih polypeptide yang diikat bersama oleh ikatan non-kovalen. Cara kerja enzim yaitu hanyalah mempercepat laju reaksi yang mana sisi ekuilibrium dari reaksi bolak baliknya dipertahankan. Proses kerja enzim ini dapat diterangkan dalam konteks pengertian termodinamika.
Mekanisme kerja enzim sebenarnya diterangkan dengan dua teori, yakni teori gembok kunci (lock and key theory) yang dikemukakan oleh Fischer (1898). Teori tersebut menjelaskan bahwa enzim diposisikan sebagai gembok dikarenakaan memiliki sebuah bagian kecil yang bisa berkaitan dengan substrat yang mana bagian ini disebut sebagai sisi aktif. Sedangkan substrat diumpamakan dengan kunci karena bisa berkaitan secara pas dengan sisi aktif enzim. Teori yang kedua yaitu teori kecocokan yang terinduksi (induced fit theory) yang dikemukakan oleh Daniel Koshland. Teori inilah yang menjelaskan bahwa sisi aktif enzim bisa berubah bentuk sesuai dengan substratnya (lebih fleksibel).
Mengenai letaknya enzim pada tubuh manusia bisa dengan mudah terlihat fungsinya terutama pada saat proses pencernaan makanan. Aktivitas enzim yang ada di dalam tubuh manusia tentu saja akan menghasilkan sebuah reaksi yang dapat disebut sebagai reaksi enzimatik. Reaksi enzimatik merupakan konsentrasi dari substrat dan juga protein.
Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik
Berikut ini 6 Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik Dan Penjelasannya.
1. Derajat keasaman (pH)
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi enzimatik yakni derajat keasaman (pH). Pengaruh dari derajat keasaman (pH) akan mengakibatkan kondisi asam serta basa dalam molekul enzim, bentuk 3 dimensi dari molekul enzim serta proses denaturasi. Denaturasi dapat diartikan sebagai rusaknya bentuk 3 dimensi molekul enzim dikarenakan enzim tidak dapat berkaitan dengan substratnya. Derajat keasaman pada reaksi enzimatik dipengaruhi dengan derajat keasaman (pH) optimum. Namun, perlu anda ingat bahwa derajat keasaman (pH) yang ada pada setiap enzim tersebut berbeda-beda.
Enzim yang termasuk ke dalam derajat keasaman (pH) yang rendah atau asam akan membuat ion H plus berada dalam jumlah yang cukup banyak sehingga sisi aktif dari enzim akan menolak substrat. Sedangkan enzim yang termasuk kedalam derajat keasaman (pH) yang basa dapat membuat ion H plus dalam jumlah yang banyak hingga sisi aktif enzim menolak substrat. Kemudian, pada derajat keasaman (pH) optimum sisi aktif enzim akan dapat sesuai dengan substrat dan enzim serta substrat yang kompleks terbentuk.
2. Suhu
Faktor kedua yaitu suhu. Suhu dapat mempengaruhi kerja reaksi enzimatik yang ada pada tubuh makhluk hidup. Jika suhu yang terjadi selama reaksi enzimatik tinggi maka kecepatan molekul substrat akan memingkat serta enzim akan lebih mudah untuk bertumbuhkan. Selanjutnya ditambah dengan energy molekul substrat yang berkurang ketika proses tumbuhan enzim terjadi. Hasil dari suhu yang tinggi dapat menyebabkan struktur enzim berubah dan merusak sisi aktif enzim.
Sedangkan pada saat suhu rendah, reaksi enzim akan mengalami kecepatan molekul substrat yang lambat sehingga tumbukan yang terjadi pada enzim dapat menyebabkan energy molekul substrat pada sisi pasif enzim. Pada saat suhu rendah akan menyebabkan struktur enzim pada reaksi enzimatik tidak berubah dan tetap mempertahankan sisi aktif enzim.
3. Kofaktor
Kofaktor yaitu zat tertentu yang ditambahkan selama reaksi enzimatik sedang berlangsung. Pada tubuh mahkluk hidup zat yang dapat ditambahkan ada zat organic dan zat anorganik. Zat organic yang dimanfaatkan sebagai kofaktor adalah flavin dan heme. Sedangkan zat anorganik yang dipergunakan sebagai kofaktor adalah ion logam.
Berdasarkan keterkaitannya dengan enzim, terdapat kofaktor yang dapat mengikat dan tidak dapat mengikat. Apoprotein atau apoenzim adalah kofaktor yang dibutuhkan enzim namun sifatnya tidak terikat. Sedangkan holoenzim merupakan kofaktor yang tidak kovalen namun dapat mengikat dengan kuat.
4. Konsentrasi enzim dan substrat
6 Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik Dan Penjelasannya yang selanjutnya yaitu konsentrasi enzim dan substrat. Reakasi enzimatik tidak akan terjadi jika tidak ada konsentrasi enzim dan substrat. Ketika enzim berada dalam konsentrasi yang tinggi, maka reaksi enzimatik akan berlangsung cepat. Sedangkan konsentrasi substrat akan tinggi jika enzim berada dalam konsentrasi tetap. Jadi, konsentrasi enzim akan berbanding lurus dengan kecepatan reaksi dan konsentrasi substrat mempunyai grafik kecepatan reaksi dengan konsentrasi substrat tergantung kepada sisi aktif enzim.
5. Penghambat (inhibitor)
Inhibitor merupakan molekul yang dapat mempersulit ikatan antara enzim dan substratnya. Inhibitor dapat ada di dalam tubuh makhluk hidup karena memiliki manfaat pada keadaan tertentu. Misalnya saja ketika seseorang mengalami radang, maka diperlukan enzim yang dapat menghentikan reaksi radang agar tidak parah. Pada kondisi inilah inhibitor bekerja untuk menghambat proses pertumbuhan radang.
6. Pengaktif (activator)
Faktor yang terakhir yaitu enzim akan dapat bekerja jika terdapat activator yang mempengaruhinya. Activator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antar enzim dan substratnya. Cara kerja inhibitor dan activator akan beriringan tergantung perannya masing-masing.
Nah, itulah pembahasan mengenai 6 Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik Dan Penjelasannya. Semoga uraian tersebut dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi kita semua.
Baca juga: